Kasnobnews, Jakarta – Polemik beras oplosan kembali mencuat dan mengejutkan publik. Dilansir dari CNN Indonesia, pemerintah mengungkap bahwa sebanyak 212 merek beras premium dan medium di Indonesia diduga merupakan hasil pengoplosan. Praktik ini merugikan masyarakat dengan estimasi kerugian mencapai Rp99 triliun per tahun, 18 Juli 2025

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam pernyataannya menjelaskan bahwa praktik oplosan ini meliputi pencampuran beras kualitas rendah, berat yang tidak sesuai kemasan, hingga pengemasan ulang beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) milik pemerintah sebagai beras premium di pasar.

85 Persen Beras Tidak Sesuai Standar

Kementerian Pertanian melakukan pemeriksaan terhadap 268 sampel beras yang beredar di pasaran. Hasilnya, sekitar 85% beras tidak memenuhi standar mutu beras premium, baik dari segi kadar patahan maupun berat isi kemasan.

Pengujian dilakukan melalui kerja sama dengan 13 laboratorium, termasuk Sucofindo dan lembaga pengawasan mutu lainnya. Tim menemukan banyak pelanggaran, mulai dari kemasan 5 kg yang hanya berisi 4,5 kg hingga pencampuran beras subsidi dengan beras biasa.

“Praktik ini jelas merugikan rakyat kecil. Beras premium ternyata hanya label, kualitasnya tidak sesuai. Ini pelanggaran serius,” tegas Menteri Amran, seperti dikutip CNN Indonesia (15/07/2025).

Merek dan Produsen dalam Sorotan

Masih menurut CNN Indonesia, 26 merek beras dari sejumlah produsen besar tengah diselidiki. Pemerintah belum mengungkapkan seluruh daftar merek secara resmi, namun penyelidikan telah mengarah ke beberapa produsen ternama.

Satgas Pangan dan Kementerian Pertanian juga telah memeriksa gudang dan jalur distribusi yang terlibat, termasuk dugaan keterlibatan pihak retail.

Pemerintah Minta Penarikan dari Pasar

Menteri Perdagangan telah memerintahkan seluruh jaringan ritel modern untuk menarik beras yang terindikasi oplosan dari peredaran. Pemerintah juga berjanji akan mengumumkan secara terbuka hasil investigasi dan memberikan sanksi tegas kepada pihak yang terbukti bersalah.

“Kami tidak akan mentolerir praktik ini. Jika terbukti, izin usaha bisa kami cabut,” tegas Menteri Perdagangan, dikutip dari laporan CNN.

Kerugian Konsumen dan Seruan Waspada

Dengan harga beras premium yang bisa selisih Rp1.000–3.000 per kilogram dibanding beras medium, masyarakat dirugikan miliaran rupiah setiap hari. CNN melaporkan bahwa praktik ini berlangsung lama tanpa pengawasan ketat dari regulator.

Pemerintah meminta masyarakat lebih waspada saat membeli beras, terutama yang berlabel premium. Konsumen diminta memeriksa berat bersih, warna butiran, dan asal produsen di kemasan.